Catatan Kuliah : Tipologi Arsitektur

 

Tipologi dalam arsitektur adalah klasifikasi dalam arsitektur berdasar buang- bentuk, bungsi, dan langgam. Dalam ranah desain, tipe terbentuk secara alami sebagai kesepakatan bersama oleh warga atau komunitas, seringkali tidak diketahui lagi asal- usulnya.

Morphology berkaitan dengan organisme hidup.

  • Selalu mengalami perkembangan
  • Menimbulkan kecenderungan tertentu (sifat)
  • Memiliki struktur yang tetap
  • Ilmu yang mengenali struktrur dasar (bentuk)

 

Apa perbedaan bangunan dan arsitektur?

Menurut Vitruvius dalam “The Ten Book of Architecture”

Bangunan = utilitas (fungsi) + firmitas (kekokohan)

Arsitektur = utilitas (fungsi) + firmitas (kekokohan) + venustas (keindahan)

 

Jenis Tipologi dalam Arsitektur

Menurut Raphael Moneo:

  1. Tipologi berdasar konfigurasi bentuk dan ruang (spatial structure) = firmitas
  2. Tipologi berdasar fungsi bangunan = utilitas
  3. Tipologi berdasar citra (images)/ berdasar langgam (architectural styles) = venustas

Beda Tipologi sebagai Metoda dan Konsep dalam Perancangan Arsitektur

Tipologi sebagai konsep dalam perancangan arsitektur :

  1. Prinsip, ide / titik awal
  2. Kerangka dari suatu proses perancangan

Tipologi sebagai metoda dalam perancangan arsitektur : Tipologi membantu menerangkan suatu tipe berdasar ciri- ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh setiap obyek arsitektural.

Contoh piramida mesir

  • Dilihat dari pengembangan bangun dasar à pyramid tidak mengalami banyak pengolahan sehingga bentuk dasarnya bisa teramati dengan mudah.
  • Dilihat dari raut dasar/ bangun dasar à segitiga, prisma, segitiga sama sisi ; sehingga dengan raut/ bangun tersebut pyramid ini secara visual memiliki sifat yang stabil.
  • Dilihat dari fungsi à pyramid ini berfungsi sebagai bangunan religious berupa makam Firaun.
  • Dilihat dari asal-usul à bangunan pyramid ini dibangun pada masa kejayaan bangsa Mesir, dibangun dengan monumentalitas tinggi oleh pemerintahnya untuk menghormati Raja mereka yang wafat.

 

Tipe berdasarkan konfigurasi / struktur ruang :

 

  • Tipe kluster
  • Tipe linier
  • Tipe radial
  • Tipe innercourt
  • Tipe duplex
  • Tipe lorong

 

Duplex : grid, rumah yang dempet dan berjajar

Klaster : masuk dan keluar dari satu tempat

Lorong : pintu masuk di satu ujung, keluar di ujung lainnya

Radial : ada pusat, bersifat dinamis

 

Street systems : gridiron, organic, loose grid, radial grid, suburban

 

Tipologi Bangunan Peribadatan

  1. Masjid / Mushola
  • Ketentuan desain tentang masjid menurut ajaran Islam : bersih, arah Qiblat yang akurat (untuk menentukan arah sholat, mempengaruhi orientasi bangunan dan zonasi dan pola sirkulasi, menetapkan posisi duduk closet agar tidak menghadap Qiblat, menetapkan arah wudhu agar menghadap Qiblat), pemisahan lelaki dan wanita, serta tidak ada penggambaran makhluk.
  • Zonasi : zona kegiatan sholat dan non sholat, zona suci dan non suci
  • Sirkulasi : sirkulasi pria dan wanita, sirkulasi suci
  • Masjid di Indonesia selain memakai bentuk atap kubah dan minaret, ada juga yang memakai bentuk atap limasan.
  • Trend Masjid : fungsi semakin menampung fungsi- fungsi sosial seperti sekolah, ruang pertemuan/ resepsi, dll.
  • Mayoritas Masjid menggunakan kosa bentuk eklektik timur tengah, sebagian kecil dengan kosa bentuk arsitektur lokal, ada sedikit yang menggunakan kosa bentuk modern.
  1. Gereja

Di Indonesia

Konsep rancang tipe I :

sepenuhnya dalam arsitektur Eropa, contohnya Gereja Katedral di Jakarta

  • Pola olah denah : umumnya berbentuk salib, simetris dengan nave atau ruang umat di tengah dan nave arcade atau ruang pada kiri dan kanan nave, letak choir diletakkan di balkon belakang, pada ruang peralihan (setelah masuk pintu utama pengunjung) di kanan dan kirinya terdapat tangga untuk naik balkon, pada ruang dalam selain kolom- kolom silindris dari arsitektur Romawi juga penuh hiasan yang sebagian besar berupa molding atau alur- alur terutama ke arah vertical, pada sisi kanan dan kiri terdapat masing- masing dua ruang pengakuan dosa dengan denah bagian dari lingkaran.
  • Pola olah tampak : pintu utama bergaya Gothic, di atas pintu utama terdapat rose window yaitu jendela berbentuk lingkaran dengan elemen- elemen radial yang juga dari arsitektur Gothic, terdapat 2 buah menara tinggi di mana ujung atasnya masing- masing dihiasi oleh menara runcing penuh ornament baja yang merupakan modernisasi dari Gothic yang umumnya menggunakan konstruksi batu, jendela- jendela dan dinding ruang dalam bergaya Gothic, penutup atap menggunakan sistem vault construction yaitu kerangka pelengkung- pelengkung silang runcing di atas yang serasi dengan bentuk jendela dan ornament lainnya.

Konsep rancang tipe II :

Perpaduan unsur Barat dan Timur, contohnya Gereja Katholik Pohsarang di Jawa Timur

  • Pola olah denah : mengambil bentuk- bentuk arsitektur pada relief candi, denahnya bujur sangkar, lokasinya di atas sebuah bukit dengan lembah yang dibuat berteras- teras seperti bukit Golgota, kompleksnya yang terdiri dari unit- unit bangunan juga mempunyai pelataran dan taman- taman.
  • Pola olah tampak : terdiri dari 2 unit utama yaitu unit berbentuk Copula yang melambangkan Gunung Arafat dan unit berciri Sunda yang melambangkan bahtera Nabi Nuh, bagian utara-selatan dimanfaatkan untuk amphitheater mirip panggung- panggung terbuka Yunani Kuno, di pelataran dalam terdapat sebuah pohon beringin lambang religious Majapahit dan pada dinding batu- bata yang mengelilingi pelataran ini terdapat 14 gambar jalan salib, di sebelah barat dekat gambar jalan salib pertama terdapat miniature Gua Lourdes.
  1. Pura di Bali

Merupakan tempat suci pemujaan masyarakat Hindu Bali. Pada umumnya pura dibagi atas 3 halaman yaitu jabaan (halaman luar/ kanistha), jaba tengah (halaman tengah/ madya), dan jeroan (halaman dalam/ utama). Akan tetapi, di dalam pura- pura kecil sering ditemukan halaman luar dan halaman tengah digabung menjadi satu. Halaman dalam (jeroan) adalah simbolis alam atas sebagai tempat Tuhan, dewa- dewa dan roh suci para leluhur yang telah bersatu dengan Tuhan. Halaman tengah (jaba tengah) adalah simbolis dari alam tengah tempat tinggal manusia. Di halaman tengah inilah dilaksanakan aktivitas menyiapkan segala sesajen untuk kepentingan upacara di pura tersebut. Halaman luar (jabaan) adalah lambang alam bawah tempat para bhuta kala sehingga halaman ini digunakan sebagai tempat memberi sesajen kepada makhluk tersebut agar tidak mengganggu manusia.

Masing- masing halaman pura dibatasi oleh tembok keliling dengan pintu masuk berbentuk candi bentar yang terletak antara halaman luar dengan halaman tengah, dan kori agung atau candi kurung sebagai penghubung halaman tengah dengan halaman dalam. Semua bangunan yang ada di halaman dalam suatu pura menurut fungsinya dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu palinggih dan pasimpangan. Palinggih adalah bangunan yang disediakan untuk bertahta para dewa yang mempunyai kekuasaan langsung dalam pura tersebut. Pasimpangan adalah bangunan yang hanya menyediakan tempat singgah bagi para dewa yang bertahta di tempat lain tetapi menjadi pelindung tetap dari pura itu.

Macam/ Jenis Pura

  • Pura kahyangan jagat : pura umum tempat pemujaan Hyang Widhi dengan segala prabhawa-Nya serta roh suci leluhur. Merupakan pura- pura Kahyangan Agung terutama yang terdapat di delapan penjuru mata angin dan pusat pulau Bali.
  • Pura kahyangan desa : pura yang diusung oleh Desa Adat berupa Pura Kahyangan Tiga yang terdiri dari Pura Desa/ Bale Agung, Pura Puseh, dan Pura Dalem. Pura Desa adalah tempat pemujaan Tuhan dalam prabawa-Nya sebagai Brahma sang Pencipta (Utpati). Pura Puseh/ Segara adalah tempat pemujaan Tuhan dalam prabawa-Nya sebagai Wisnu sang pemelihara (Sthiti). Pura Dalam adalah tempat memuja Tuhan dalam prabawa-Nya sebagai Siwa sang pelebur (Pralina).
  • Pura swagina / pura fungsional : pura yang penyiwinya/ pemujanya terikat oleh “Swagina” (kekaryaan) yang satu yakni memiliki profesi yang sama dalam sistem mata pencaharian hidupnya. Banyak terdapat pura swagina di hotel- hotel, perkantoran, pemerintah maupun swasta.
  • Pura kawitan : tempat pemujaan roh suci leluhur dari umat Hindu yang memiliki ikatan “wit” atau leluhur berdasarkan garis keturunannya. Pura ini bersifat spesifik atau khusus untuk umat Hindu yang mempunyai ikatan darah sesuai dengan garis keturunannya.

 

Tipologi Hotel dan Apartment

  1. Hotel

Hotel adalah usaha penyediaan penginapan berbayar dalam waktu singkat. Bisnis hospitality berasal dari kata “host”. Penginapan pertama adalah rumah pribadi yang disewakan untuk umum.

Klasifikasi hotel di Indonesia berdasarkan peraturan pemerintah Deparpostal yang dibuat oleh Dirjen Pariwisata dengan SK: Kep-22/U/VI/78, sbb:

  1. Hotel bintang 1
  • Jumlah kamar standar minimum 15 kamar
  • Kamar mandi dalam kamar
  • Luas kamar standar minimum 20 m2.
  1. Hotel bintang 2
  • Jumlah kamar standar minimum 20 kamar
  • Jumlah kamar suite minimum 1 kamar
  • Kamar mandi dalam kamar
  • Luas kamar standar minimum 22 m2
  • Luas kamar suite minimum 44 m2
  1. Hotel bintang 3
  • Jumlah kamar standar minimum 30 kamar
  • Jumlah kamar suite minimum 2 kamar
  • Kamar mandi dalam kamar
  • Luas kamar standar minimum 24 m2
  • Luas kamar suite minmum 48 m2
  1. Hotel bintang 4
  • Jumlah kamar standar minimum 50 kamar
  • Jumlah kamar suite minimum 3 kamar
  • Kamar mandi dalam kamar
  • Luas kamar standar minimum 24 m2
  • Luas kamar suite minimum 48 m2
  1. Hotel bintang 5
  • Jumlah kamar standar minimum 100 kamar
  • Jumlah kamar suite minimum 4 kamar
  • Kamar mandi dalam kamar
  • Luas kamar standar minimum 26 m2
  • Luas kamar suite minimum 52 m2

Klasifikasi Hotel berdasarkan Plan

  1. European plan hotel : Cuma bayar tarif kamar
  2. Continental plan hotel : tarif kamar termasuk tariff sarapan
  3. Modified American plan hotel : tarif kamar termasuk tarif 2x makan (jam bisa dipilih)
  4. Full American plan hotel : tarif kamar termasuk tarif 3x makan

Klasifikasi Hotel berdasarkan Jenis Pengunjung

  1. Family hotel : untuk tamu yang membawa keluarga
  2. Business hotel : untuk pengusaha
  3. Tourist hotel : untuk wisatawan domestic dan mancanegara
  4. Transit hotel : tamu singgah dalam waktu singkat
  5. Cure hotel : rumah sakit yang menyediakan pelayanan untuk pasien rawat inap sekelah hotel berbintang

Klasifikasi Hotel berdasarkan Lamanya Menginap

  1. Transient hotel : tamu tinggal rata-rata semalam
  2. Semi resident hotel : tamu tinggal lebih dari satu hari, berkisar 2 minggu hingga sebulan
  3. Resident hotel : tamu tinggal paling sedikit 1 bulan

Klasifikasi Hotel berdasarkan Lokasi

  1. Resort hotel
  2. Mountain hotel, contoh hotel- hotel di Lembang
  3. Beach hotel, contoh Hardrock di Kuta
  4. City hotel, contoh Holiday Inn
  5. Highway hotel

Klasifikasi Hotel berdasarkan Kegiatan Tamu selama Menginap

  1. Sport hotel
  2. Ski hotel
  3. Conference hotel
  4. Convention hotel
  5. Pilgrim hotel
  6. Casino hotel

Klasifikasi Hotel berdasarkan Sistem Operasional

  1. Franchised operation system
  2. Reveral operation system
  3. Chain hotel operation system

Klasifikasi Hotel berdasarkan Fungsi dan Susunan Organisasinya

  1. Residental hotel : untuk pengunjung dalam jangka waktu agak lama
  2. Transit hotel / Commersial hotel : umumnya lokasi dekat terminal transportasi
  3. Resort hotel
  4. Convention hotel

Unsur- unsur Tipikal Hotel

  1. Guest room unit design
  2. Guest room floor configuration
  3. Public space design
  4. Administration office
  5. Back of house areas
  • Laundry facilities (sekarang udah outsourcing karena terlalu mahal)
  • House keeping
  • Food & beverage
  • Mechanical space
  • Employee’s facilities
    • Lounge : tempat nunggu buat duduk- duduk sambil makan minum.
    • Lobby : ada resepsionis, drop kunci, orang bisa seliweran.

Fitur Arsitektur Hotel

  1. Modern hotel
  2. Heritage building
  3. Local style hotel
  4. Theme hotel

Prinsip- prinsip Merancang Hotel

  1. Efisiensi
  2. Privasi
  3. Keamanan dan keselamatan
  4. Pemisahan antara tamu menginap dengan tamu tidak menginap
  5. Modul kamar tipikal disesuaikan dengan modul parkir mobil
  6. Modul kamar standar disesuaikan dengan modul suite
  7. Sirkulasi double loaded corridor untuk efisiensi
  8. Pemisahan pintu masuk serta sirkulasi untuk tamu dan servis

Tren / Kecenderungan

  • Hotel tidak hanya untuk menginap saja.
  • Semakin menjadi pusat kegiatan gaya hidup public di ranah privat, menjadi acuan standar, gaya hidup, lambang kebanggaan.
  • Menampung kegiatan komunal dan sosial yang dulu tidak pernah diadakan di hotel.
  1. Apartment

Unit perumahan yang dapat disewakan atau dimiliki sendiri, biasanya lantai 1-2 dapat digunakan untuk fungsi selain perumahan.

Tipologi apartemen

  1. Studio/efficiency/bachelor apartment
  2. One-bedroom apartment
  3. Two-bedroom apartment
  4. Three-bedroom apartment

àistilah 2LDK  (two bedroom, living room, dining room, kitchen)

Unsur-unsur Tipikal

  1. Unit
  2. Koridor dan lobi per lantai
  3. Tangga dan elevator
  4. Fasilitas bersama (lantai 1-2)

Isu Perancangan Spesifik

  1. Memaksimalkan luas yang disewakan, meminimalkan luas yang tidak disewakan (koridor, lobi lift, tangga, service area)
  2. Pada apartment mewah lantai teratas dapat dibuat eksklusif (penthouse)
  3. Pada apartment yang bersifat social dapat menggunakan koridor atau lantai pertama sebagai fasilitas bersama untuk sosialisasi

Tipologi Sarana Pendidikan

Sekolah, arti aslinya bersenang-senang. Sekolah paling pertama adalah Akademi Plato di Yunani. Akademi Plato lebih seperti forum diskusi tanya jawab untuk membahas berbagai macam persoalan seperti filsafat, demokrasi, dsb. Akademi ini berawal dari ide Socrates dan salah satu murid Plato yaitu Aristoteles menjadi “bapak tipologi”. Sekolah di Arab disebut “madrasah” yang berarti sekolah di pelataran Masjid. Sekolah berawal dari pendidikan agama yang kemudian berkembang menjadi pendidikan privat di rumah guru atau guru yang mendidik secara privat di rumah si anak.

Sistem Pendidikan di RI menurut UU Sisdiknas 2003:

  1. Pendidikan formal : pendidikan dasar (SD & SMP), pendidikan menengah (SMA dan SMK), pendidikan tinggi (akademi, sekolah tinggi, institute, universitas)
  2. Pendidikan non-formal : kursus, keterampilan
  3. Pendidikan informal : pendidikan keluarga, pesantren, perguruan, PAUD

Tipologi Bangunan Sekolah

  1. 1 kampus 1 jenjang (TK saja, SD saja,…)
  2. 1 kampus > 1 jenjang (TK, SD, SMP, dst…)
  3. Sekolah inklusif : sekolah umum yang terbuka untuk siswa diffabel
  4. Sekolah bagian dari bangunan yang lebih besar seperti apartemen, shopping mall, rumah ibadah, komplek industry, dsb.
  5. Sekolah bagian dari perumahan misal pesantren
  6. Sekolah asrama / boarding school
  7. Sekolah yang dipisahkan antara siswa pria dan wanita

Unsur- unsur Sekolah

  1. Ruang kelas / ruang pembelajaran umum
  2. Ruang pembelajaran khusus, seperti studio, laboratorium, sarana olah raja
  3. Ruang administrasi : R. pimpinan, R. guru, Perpustakaan, TU
  4. Ruang pelayanan : kesehatan, kantin, konsultasi, sirkulasi
  5. Ruang bermain dan sosialisasi, sarana olahraga, kesenian

Menentukan Besar Ruang Kelas

  1. Luas = kapasitas orang x standar per orang
  2. Berdasarkan hasil “lay out” keperluan furniture dan sirkulasi manusia
  3. Studi banding terhadap ruang yang sejenis dan memiliki kapasitas sama

Konfigurasi Bangunan Sekolah

  1. Ruang dihubungkan dengan koridor
  2. Mengelilingi halaman tengah
  3. Dikelompokkan dalam klaster
  4. Ruang tersebar, tanpa koridor penghubung

Proses Merancang

  1. Mulai dari unit ruang kelas/ kuliah/ lab/ studio
  2. Standar perancangan
  3. Perhatidak jumlah rombongan belajar per sekolah

Isu Perancangan Sekolah

  1. Bagaimana lingkungan fisik mendukung proses pembelajaran
  2. Lingkungan fisik sekolah harus merefleksikan bahwa cara belajar setiap anak berkembang sesuai dengan perkembangan fisik dan jiwanya
  3. Desain yang baik dapa merangsang dan mendukung proses pembelajaran
  4. Hindari “no-man land” yang dapat memicu tindak kejahatan, misalnya di daerah pojok yang gelap dan tidak ada akses visual yang “mengawasi” apalagi tidak ada akses jalan
  5. Harus ada orientasi sebagai pusatnya

Konsep Perancangan

National Association for the Education of Young Children (NAEYC) Washington DC

  • Ciptakan lingkungan visual yang kaya, fun & mengagetkan
  • Sediakan ruang dan permukaan untuk memajang karya anak-anak
  • Ciptakan setting social untuk kelompok kecil dan besar
  • Hubungkan ruang dalam dan ruang luar; gunakan cahaya matahari sebanyak mungkin
  • Hubungkan ruang-ruang untuk mendorong orientasi, komunikasi, dan program fleksibel
  • Fleksibilitas ruang untuk mengakomodasi perkembangan praktek pengajaran
  • Ciptakan daerah masuk yang jelas, menarik
  • Perhatian skala, ketinggian unsur-unsur jendela.pintu, toilet, dsb.

Tren / Kecenderungan

  • Life long learning – orang dewasa akan kembali ke sekolah
  • Sekolah besar akan dipecah -> unit-nit yg lebih intim
  • Jam penggunaan sekolah akan diperpanjang
  • Keamanan menjadi faktor desain yg penting
  • Kenaikan & kelulusan semakin ketat ->pengunaan sekolah semakin meningkat
  • Sekolah & teknologi pengajaran harus lebih menarik untuk menarik guru-guru yg bagus
  • Sustainable design
  • Fleksibilitas untu menghadapi kurikulum & teknologi pembelajaran (Bradfort Perkins, 2001)

Tren Sekolah di Indonesia

  • Sekolah negeri tetap konservatif, kaku
  • Sekolah swasta mahal akan terus menawarkan kebaharuan: “sekolah alam”, “Sekolah Islam Terpadu”, “sekolah bertaraf Internasional”, sekolah berasrama
  • Sekolah swasta tidak mahal akan menampung sisa dari sekolahnegeri dgn segala keterbatasan.
  • Orang tua yg tak puas dgn sistem yang ada -> home schooling.

 

Contoh Konsep Perancangan

Dari 10 karakteristik sekolah unggulan tersebut, terdapat beberapa karakteristik yang secara langsung mempengaruhi konsep perancangan “wadah” sekolah unggulan.

  • Engage: project-based learning

    Siswa tidak hanya mengandalkan textbook, tetapi langsung mempelajari isu-isu riel di dunia nyata, untuk kemudian dipresentasikan kepada orang lain.

  • Connect: integrated studies

    Memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi keterkaitan antar disiplin dan mempelajarinya bersama-sama.

  • Share: cooperative Learning

    Dibawah bimbingan pengajar yang terlatih, siswa belajar bagaimana bekerjasama, berosialisasi.

  • Involve: Parents

      Untuk menumbuhkan kepribadian siswa yang kuat, memungkinkan keterlibatan orang tua atau keluarga dalam proses pembelajaran

  • Include: Community Partners

   Mampu menumbuhkan kerjasama erat diantara para siswa dalam menyelesaikan suatu permasalahan

  • Adopt: Technology

      Memanfaatkan kemajuan teknologi secara cerdas, Untuk dapat meningkatkan hampir semua aspek pendidikan di sekolah

  • Reorganize: Resources.

      Menstrukturisasi sumber daya yang dimiliki, seperti; waktu, uang dan fasilitas lainnya, agar dapat mencapai tujuan dengan efektif dan efisien.

Project-based learning dan cooperative learning, fasilitas pendukung : ruang IT, perpustakaan kelas, perpustakaan sekolah, fasilitas kerja kelompok.

Integrated studies, fasilitas pendukung : gedung pertunjukan kesenian, ruang praktek seni dan fotografi, gymnasium.

Involve parents dan include community partners, fasilitas pendukung : plaza, ruang- ruang di bawah tangga maupun open space lainnya.

 

Tipologi sarana Perbelanjaan dan Komersial

Bangunan tempat dilakukannya transaksi jual beli terutama barang.

Sejarah Pasar

  1. Pasar Trajan di Roma sekitar tahun 100-110 Masehi
  2. Pasar Raya Isfahan sejak abad 10 M
  3. Bazar Raya Istanbul, dibangun pada abad 15

Pasar Tradisional terbaik di Dunia

  1. Great Market Hall, Budapest, Hungaria
  2. Mercat de San Josep de la Boqueira, Barcelona
  3. Grand Bazaar, Turki
  4. Portobello Road, London
  5. Marche aux Puces de St-Ouen, Paris

Klasifikasi Pusat Perbelanjaan

Berdasarkan Aspek Perkotaan / Jangkauan Pelayanan

  1. Neighborhood Center : melayani 5k-40k jiwa, luas site 3-10 Ha
  2. Community Center : melayani 40k-150k jiwa, luas site 10-30 Ha
  3. Main Center / Regional Center : melayani > 150k jiwa, luas site 30- 90 Ha

Berdasarkan Cara Pelayanan

  1. Shopping Existing Personal Services : dilayani pelayan, bayar langsung ke pelayan
  2. Self Selection : pembeli mengumpulkan barang ke pelayan lalu meminta bon, bayar ke kasir
  3. Self Services : pembeli mengambil barang ditaruh ke kereta dorong lalu langsung bawa ke kasir untuk bayar

Berdasarkan Bentuk Fisik

  1. Market : rangkaian petak (stall) dan warung (booth)
  2. Shopping Street : toko berderet di kedua sisi jalan, pencapaian langsung dari jalan
  3. Shopping Precint : toko membentuk lingkaran yang bebas dari kendaraan, biasa ada di dalam perumahan yang sengaja membentuk semacam shopping street
  4. Department Store : kumpulan beberapa toko yang berada di bawah 1 atap bangunan
  5. Supermarket : menjual bermacam- macam barang dengan menerapkan self service
  6. Shopping Centre : bangunan / kompleks pertokoan yang terdiri atas toko- toko yang disewakan / dijual, yang dijual 1 jenis barang, contoh BEC, depo bangunan
  7. Shopping Mall : bangunan / kompleks pertokoan yang memilih sistem selasar di sepanjang toko- toko yang menerus, contoh TSM, PVJ
  8. Plaza : shopping mall tetapi tidak seluas shopping mall sehingga lantainya lebih tinggi,contoh IP, BIP

Berdasarkan Luas dan Macam-macam Desain

  1. Full Mall : terbentuk oleh sebuah jalan yang dijadikan jalur pejalan kaki
  2. Transit Mall : memindahkan lalu lintas mobil pribadi sehingga hanya bisa dilalui angkutan umum, area parkir tersendiri untuk menghindari on-street parking
  3. Semi Mall : jalur kendaraan dan area parkir dikurangi

Berdasarkan Bentuk Pusat Perbelanjaan

  1. Pusat Perbelanjaan Terbuka
  2. Pusat Perbelanjaan Komposit : bagian tertutup diletakkan di tengah sebagai pusat
  3. Pusat Perbelanjaan Tertutup, menimbulkan kesan kurang luas

Elemen Pusat Perbelanjaan

  1. Anchor, transformasi dari “nodes” ; berfungsi sebagai landmark
  2. Secondary Anchor, transformasi dari “district”; berupa toko retail, bioskop
  3. Street Mall, transformasi dari “path”; berupa pedestrian
  4. Landscaping, transformasi dari “edges”; pembatas pusat pertokoan dengan tempat- tempat luar

Tipologi Pusat Perbelanjaan

  1. Pusat perbelanjaan bentuk I
  2. Pusat perbelanjaan bentuk L
  3. Pusat perbelanjaan bentuk T

Isu Perancangan Spesifik

  1. Memaksimalkan rentable space, kurangi non-rentable, manfaat rentable untuk disewakan temporer
  2. Krasan berlama-lama
  3. Unsur- unsur luar, suasana berbeda
  4. Setiap bidang sebisa mungkin dikomersialkan
  5. Way finding (agar pengunjung tidak tersesat)

Unsur-unsur Tipikal Dalam Mall

  1. Food court
  2. Department store
  3. Anchor store, diletakkan saling berjauhan untuk memaksimalkan lalu lintas di antara keduanya sehingga dimanfaatkan oleh kios- kios pengecer yang lebih kecil
  4. Stand-alone store, satelit dari shopping mall

Proses Merancang Mall

  1. Memaksimalkan rentable space
  2. Jauhkan 2 atau 3 anchor tenant agar pengunjung bergerak merata melewati outlet kecil
  3. Usahakan hirarki lokasi outlet merata, kurangi lapis ke dua, lapis ke tiga
  4. Posisi tangga dan elevator diatur untuk meratakan kunjungan pengunjung
  5. Flexible, adaptable, tenants akan berganti, selera masyarakat berganti
  6. Desain pusat orientasi

Tren / Kecenderungan

  1. Pembangunan mall baru berjalan terus
  2. Di Negara maju mall berkurang, jenuh
  3. Banyak mall lama ditinggalkan karena orang bosan
  4. Mall sebagai pusat hiburan, public place to see and to be seen
  5. Suasana alami, kampong, tempo dulu dicari lagi

 

Tipologi Sarana Rekreasi

Merupakan aktivitas (waktu luang) yang dilakukan seseorang selain bekerja dan pada umumnya dilakukan pada akhir pekan. Makna dari rekreasi ada dalam nuansa ‘mencipta kembali’ sebagai upaya revitalisasi tubuh dan jiwa yang terwujud karena menjauh dari aktivitas rutin dan kondisi yang menekan dalam kehidupan sehari- hari.

Fasilitas rekreasi berdasar kepemilikan

  1. Rekreasi outdoor : public, gratis
  2. Rekreasi indoor : privat, gratis / berbayar

Ragam Fasilitas Rekreasi berdasar Basis Kegiatannya : olahraga, kesehatan, seni visual / pertunjukan, kuliner, belanja, spiritual, social, pendidikan/ pengetahuan, wisata, permainan.

Inspiring Cafés (Café Tematik)
Everyone needs to find their own café– it’s an identity thing

  • The Vintage Emporium, London
  • Balzac’s, Toronto
  • Lily Vanilly, London
  • Little Nap Coffee Stand, Tokyo

Tren

  1. Focus on millennials. 

Millennials really are a driving force in how managers make decisions; it’s the demographic to capture for any smart business owner.

  1. Simplicity won’t do.

The important thing is to always think outside the box.

  1. Jazz up ingredients.

Simplicity isn’t welcome behind the bar or in the kitchen. Simple syrup won’t do.  Guests expect house-infused flavored syrups, bitters and even drinking vinegars. House-made and artisanal ingredients are the norm now, and even casual drinkers are seeking out hand-crafted cocktails from well-trained mixologists.

  1. There will be more social media in 2014.

While many retailers are already actively present on the latest social media platforms like Instagram and Pinterest, many dining chains are still dipping their toes in these arenas. Hashtags are becoming a marketing tool, and restaurateurs are capitalizing on it.

  1. Cross promotion is key.

With social media, bars have a greater reach and more tools to promote in a variety of ways

  1. Modernizing classic cocktails.

Owners should make classic cocktails more contemporary.  Classic cocktails still dominate the fine dining and mixology concepts but even these sometimes simple cocktails are getting dressed up.

  1. Get better at what you’re doing.

Some things just work for certain bars and restaurants. Update the ingredients in your house Margarita with 100% blue agave tequila or add a barrel-aged Margarita Martini to your menu. Ultimately dining out is a luxury and people are paying for an experience.

Bar and Nightclub Trends for 2015

  1. Think Outside the Box

With mixology trending in full-swing and a bounty of new flavors hitting the shelves, you need to think outside the box with complex cocktails that push the boundaries of what were once considered classic drinks

  1. Spice Things Up

With people searching for new and exciting flavors at every bar and nightclub; you need to have unique and original flavors infused into your mixers to make your cocktails much more interesting and exciting.

  1. Ramp Up Social Media

This may seem obvious, but social media is only getting more active right now. There are more sites offering conversation tools and more access to networks on mobile devices than ever before, so communication among your patrons will only get more common in the near future.

  1. Modernize Your Classic Cocktails

No matter how you dress up your classics, it can be a great way to rebrand a traditional drink and market it to a new generation of bar and nightclub patrons.

 

Tipologi Sarana Pertunjukan

Tempat / gedung pertunjukan berasal dari kata Yunani TEATER “Theatron”.

seni pertunjukan dalam arti luas : dunia panggung sandiwara

Seni pertunjukan dalam arti sedang : seringkali spontan, bisa bersifat ritual / profane, banyak terdapat pada masyarakat/ komunitas tradisional

Seni pertunjukan dalam arti sempit : diceritakan di atas pentas, disaksikan oleh orang banyak dan didasarkan pada naskah tertulis

Mengapa seni pertunjukan muncul?

  • Merupakan manifestasi dari aktivitas naluriah, misalnya anak- anak bermain sebagai apa
  • Merupakan manifestasi pembentukan strata sosial kemanusiaan yang berhubungan dengan masalah ritual, misalnya upacara adat, upacara kenegaraan
  • Merupakan realitas fiktif

Mengapa sarana pertunjukan diperlukan?

  • Sebagai elemen pencipta suasana pertunjukan
  • Membentuk pengalaman ruang dan berpengaruh terhadap pertunjukan

Menurut karakteristiknya, seni teater dibagi menjadi 2 yaitu :

  • Seni teater modern : mempunyai dasar keilmuan, penulisan yang sudah berpatern, penokohan, latihan yang bersistem dan semua hal sudah dibakukan sebagai sebuah ilmu pengetahuan.
  • Seni teater tradisional : bersifat kedaerahan berdasarkan tradisi, bergerak dengan sistem kekerabatan yang kental.

Asal Mula Teater

  • Naskah teater tertua di dunia ditulis oleh seorang pendeta Mesir, I Kher-nefert kira- kira 2000 SM.
  • Di Yunani sekitar 2300 tahun yll, dibangun amphitheater
  • Teater pertama kali dipertunjukan di kota Roma pada tahun 240 SM
  • Abad pertengahan, berbentuk teater kereta yang disebut PAGEANT, cerita banyak berdasarkan Alkitab
  • Masa Renaissance, panggung berbentuk PROSCENIUM, bentuk teater diatur oleh kerajaan / universitas
  • Tahun 1576 selama pemerintahan Ratu Elizabeth I, gedung teater besar dari kayu dibangun di London
  • Abad 17 di Spanyol dan Perancis, panggung dihiasi setting- setting perspektif yang dilukis, letak panggung dipisahkan dengan auditorium oleh lengkung proscenium
  • Restorasi di Inggris, pertunjukan diselenggarakan di gedung proscenium yang diperluas dengan menambah area yang disebut apron
  • Abad 18, kecenderungan drama Perancis yang neoklasik menjadi model di seluruh Eropa
  • Abad 19, setting perspektif diganti dengan lukisan untuk layar sayap panggung dan sayap belakang dan bentuk scenery yang ditampilkan bergantian
  • Abad 19 realisme, bentuk- bentuk baru teater diciptakan untuk pekerja industry
  • Abad 20, gedung- gedung pertunjukan memiliki efek- efek khusus dan teknologi baru

 

Seni Teater Tradisional Wayang

  • Terutama berkembang di Pulau Jawa dan Bali, jenisnya antara lain wayang beber, wayang kulit, wayang klitik (karucil), wayang golek, wayang wong (orang)

Seni Teater Tradisional Makyong

  • Merupakan seni teater tradisional masyarakat Melayu

Seni Teater Tradisional Drama Gong

  • Bentuk seni pertunjukan Bali yang diciptakan dengan jalan memadukan unsur- unsur drama modern (non tradisional Bali) dengan unsur- unsur kesenian tradisional Bali

Seni Teater Tradisional Randai

  • Kesenian khas masyarakat Minangkabau, Sumatera Barat

Seni Teater Tradisional Mamanda

  • Berasal dari Kalimantan Selatan, lebih mirip dengan Lenong dari segi hubungan yang terjalin antara pemain dengan penonton

Seni Teater Tradisional Longser

  • Seni teater tradisional masyarakat Sunda, Jawa Barat
  • Ada beberapa jenis teater tradisional lain seperti Uyeg dari Sukabumi, Ubrug dari Banten, Matres dari Cirebon, Tarling dari Cirebon, Topeng Banjet dari Karawang

Seni Teater Tradisional Ketoprak

  • Popular terutama di daerah Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur
  • Kesenian rakyat yang menyatu dalam kehidupan sehari- hari

Seni Teater Tradisional Ludruk

  • Kesenian Jawa Timur yang umumnya seluruh pemainnya adalah laki- laki

Seni Teater Tradisional Lenong

  • Seni pertunjukan tradisional Betawi, Jakarta

 

Ragam Gedung Pertunjukan berdasarkan Neufert terdiri dari 3, yaitu :

  1. Teater (live drama), ada narrator, tokoh berdialog
  2. Opera, dialog dinyanyikan sebagai narasi
  3. Bioskop / movie theatre, teater yang menayangkan film

Unsur Tipikal Movie Theater

  1. Ruang proyektor
  2. Ruang penonton
  3. Area foyer, lobby tempat beli tiket, toilet, counter makanan, dll

Konfigurasi bentuk panggung pertunjukan berdasarkan sistem akustiknya

  1. Bentuk segi empat
  2. Bentuk kipas (radial)
  3. Bentuk tapak kuda

Konfigurasi bentuk dasar ruang auditorium

  1. Auditorium 360°
  2. Auditorium transverse stage
  3. Auditorium 210° – 220°
  4. Auditorium pengelilingan 90°
  5. Auditorium pengelilingan 180°
  6. Auditorium tanpa sudut pengelilingan
  7. Auditorium space stage

Konfigurasi bentuk dasar panggung pertunjukan berdasarkan letak penonton

  1. Proscenium (picture frame stage)
  2. Panggung terbuka
  3. Panggung arena, panggung terbuka tapi ada penutupnya (atap)

Sebaiknya pada gedung pertunjukan interior = eksterior

Isu Perancangan Spesifik : Akustik

Berdasarkan jenis aktivitas dan tingkat pantulan bunyi yang dapat berlangsung di dalamnya, maka auditorium dibedakan menjadi:

  1. Speech auditorium, monofungsi untuk seminar, konferensi, kuliah
  2. Music auditorium, monofungsi
  3. Auditorium multifungsi

Persyaratan akustik pada auditorium :

  1. Adanya kekerasan (loudness)
  2. Energy bunyi terdistribusi secara merata
  3. Memberikan karakteristik dengung yang optimum
  4. Ruang harus bebas dari cacat akustik
  5. Meminimalisir bising dan getaran

Cacat akustik di dalam auditorium :

  1. Gema
  2. Pemantulan bunyi dengan waktu tunda yang berkepanjangan
  3. Bayang- bayang bunyi
  4. Pemusatan bunyi

Langit- langit pemantul yang diletakan tepat dengan pemantulan bunyi yang makin banyak ke tempat- tempat duduk yang jauh secara efektif menyumbang kekerasan yang cukup.

5 Tempat terbaik di dunia untuk menikmati pertunjukan seni (concert hall)

  1. Walt Disney Concert Hall, Los Angeles, USA
  2. National Grand Theater, Beijing, China
  3. Carnegie Hall, New York City, USA
  4. Sydney Opera House, Sydney, Australia
  5. Esplanade- Theaters on The Bay, Singapore

 

Tipologi Sarana Rumah Sakit

Hospital : place of hospitality. Pada abad pertengahan di Eropa merupakan rumah untuk orang miskin, rumah singgah untuk peziarah dan sekolah hospital.

 

Tugas & fungsi RS

  1. Pelayanan penderita
  2. Pendidikan & pelatihan
  3. Penelitian
  4. Kesehatan masyarakat

 

Function of Hospital

  1. Curative or medical care
  2. Preventive care
  3. Promotive care
  4. Education & training
  5. Research

 

Rumah sakit umum pertama di dunia dibuat pada abad ke4 di India oleh keluarga- keluarga pedagang yang membagikan donasi & pengobatan untuk orang miskin. Kekaisaran Romawi juga pada abad ke4 membangun RS di setiap kota katedral. RS Islam pertama dibangun di Damaskus tahun 707 dengan bantuan Kristiani. RS Islam di Bagdad menjadi RS paling berpengaruh namun setelah tahun 872 didirikan RS pertama di Mesir barulah RS menyebar ke seluruh kawasan Islam. Di Eropa pada abad 16 – 17, perawatan yang berdasarkan Kristiani mulai beralih sekuler. Pada abad 18, RS mulai melibatkan dokter & ahli bedah. Rumah sakit pertama di Indonesia didirikan oleh VOC tahun 1626.

Jenis pasien à Outpatients : rawat jalan, Inpatients : rawat inap

Fasilitas yang tidak menyediakan rawat inap disebut klinik tetapi ada juga yang menyediakan rawat inap sementara sebelum pasien dikirim ke RS.

Pendanaan Rumah Sakit

  1. Charity yayasan amal / perorangan
  2. Pemerintah
  3. Lembaga / perusahaan
  4. Swasta dengan pendekatan profit

Klasifikasi Rumah Sakit Umum Pemerintah

  • Tipe A. rujukan tertinggi, punya lebih dr 1000 kamar
  • Tipe B. di setiap ibukota provinsi, kamar > 1000
  • Tipe C. di setiap ibukota kabupaten (RSUD), kamar 100-500
  • Tipe D. rujukan dari puskesmas, melayani medic dasar yaitu kedokteran umum dan gigi
  • Tipe E. hanya memiliki fasilitas di bidang tertentu seperti RS Paru, RS Jantung, dsb.

RSU Swasta

  • RSUS Pratama: pelayanan medic bersifat umum
  • RSUS Madya: pelayanan medic bersifat umum & spesialistik dalam 4 cabang
  • RSUS Utama: pelayanan medic bersifat umum, spesialistik, & subspesialistik

Klasifikasi berdasarkan kepemmilikan

  1. Public hospital (RS Pemerintah)
  • RS dikelola depkes
  • RS pemda
  • RS militer
  • RS BUMN
  1. Private hospital (RS Swasta)
  2. NGO run hospital

Klasifikasi berdasarkan jenis pelayanan

  1. RSU
  2. RS Khusus, misal RS Jantung, RS Kanker
  3. Teaching- cum- research hospital

Klasifikasi berdasarkan lama tinggal

  1. RS jangka pendek, inap < 30 hari
  2. RS jangka panjang, inap > 30 hari

Klasifikasi berdasarkan kapasitas tempat tidur

 

  1. < 50
  2. 50-99
  3. 100-199
  4. 200-299
  5. 300-399
  6. 400-499
  7. > 500

 

Klasifikasi berdasarkan afiliasi pendidikan

  1. RS pendidikan
  2. RS non pendidikan

Klasifikasi berdasarkan status akreditasi

  1. RS telah diakreditasi
  2. RS belum diakreditasi

Persyaratan Umum Rancangan RS

  1. Memudahkan gerak petugas medis.
  2. Meminimalkan kemungkinan kontaminasi.
  3. Memaksimalkan efisiensi keseluruhan.
  4. Jarak tempuh untuk staf dalam RS dan transportasi dengan pasien di antara unit diminimalkan.
  5. Bangunan mengakomodasi bagian- bagian berat : radiology & ruang operasi.
  6. Bangunan menyediakan ruang untuk kabel khusus, plumbing, pengelolaan & pembuangan limbah.
  7. Perubahan utama dari system bangsal menjadi ruang individual.
  8. Hindarkan kesempatan untuk pasien khususnya pasien perawatan lama untuk bunuh diri. Jangan beri balkon.
  9. Pencahayaan matahari efektif dalam mengurangi depresi.
  10. Pemondokan berdasarkan kelamin memastikan pasien dirawat dengan privasi dan bermartabat.
  11. Pemandangan ke alam dan taman-taman meningkatkan mood pasien dan mengurangi tekanan darah dan tingkat stress.
  12. Menghilangkan korior panjang untuk mengurangi kelelahan
  13. Kebutuhan luas lantai
  • RS pendidikan >= 110m2 per kasur
  • RS non pendidikan 80m2 – 110 m2 per kasur
  1. Zonasi
  • Berdasarkan resiko terjadinya penularan penyakit
    • Area risiko rendah : kantor
    • Sedang : ruang rawat inap non menular, rawat jalan
    • Tinggi : ruang isolasi, ICU, pemulasaraan mayat, ruang bedah mayat, ruang radiodiagnostik
    • sangat tinggi : ruang bedah, IGD, ruang bersalin, ruang patologi
  • Berdasarkan privasi kegiatan
    • Area public : poliklinik, IGD, apotek
    • semi public : menerima beban kerja dari area public misal lab, radiologi, rehab medis
    • privat : area tertutup misal ICU, instalasi bedah, instalasi kebidanan & kandungan, ruang rawat inap
  • Berdasarkan pelayanan
    • Zona pelayanan medis
    • Zona penunjang dan operasional
    • Zona penunjang umum dan administrasi

Proses Merancang

Program fungsi

  1. Kegiatan tiap unit / bagian
  2. Jumlah pasien, peralatan yang diperlukan, ketenangan untuk melayani pasien dan mengoperasikan alat
  3. Kebutuhan ruang di tiap unit
  4. Tata letak masing-masing unit sesuai kebutuhan pelayanan pasien, peralatan & ketenangan
  5. Kegiatan tak terpisahkan dengan pelayan di RS seperti pendidikan / latihan,, penelitian, dll.

Kegiatan Rumah Sakit

  1. Kelompok pelayanan medic : rawat jalan, gawat darurat, rawat inap
  2. Kelompok pelayanan penunjang medic : radiologi, farmasi, laboratorium, operasi, melahirkan
  3. Kelompok pelayanan penunjang non medic : workshop, dapur, cuci, ruang steril, kamar mayat, pengelolaan limbah
  4. Pelayanan administrasi

Kriteria Pemilihan Lokasi RS

  1. Aksesibilitas untuk jalur transportasi & komunikasi
  2. Kontur tanah relative datar
  3. Fasilitas parkir harus cukup luas
  4. Tersedianya utilitas public terutama listrik
  5. Pengelolaan kesehatan lingkungan
  6. Bebas AMDAL
  • Yang penting masalah SIRKULASI
  • Tren : memperhatikan kebutuhan psikologis pasien seperti menyediakan lebih banyak udara segar, pemandangan yang baik, dan tatanan warna yang lebih menyenangkan

Tipologi Sarana Perkantoran

Biasanya tempat pekerja kerah putih. Telah menjadi lambang kemajuan ekonomi, social, teknologi & finansial bagi setiap kota.

Perkembangan ruang kantor dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu pandangan tentang manajemen kantor dan teknologi. Awalnya kantor berada di lingkungan istana namun pada jaman renaisans di Eropa mulai terjadi pemisahan fungsi bangunan pemerintahan, militer, keagamaan dan komersial.

Abad 19 mulai dibangun kantor bertingkat karena harga tanah di tengah kota semakin mahal. Tahun 1852 ada inovasi elevator yang aman dan teknologi baja.

Pasca PD II ruang-ruang kantor mulai menyajikan ruang-ruang yang membuat nyaman pekerja. Management berubah. Pekerjaan disusun berdasar kluster kelompok individu.

Tahun 1960-1970an : Burolandschaft (office landscape)à konsep denah tebal menerus tanpa penghalang. Tujuannya meningkatkan komunikasi antar pekerja, menghilangkan hierarki dan status. Kantor open plan. Cores dibagi secara merata atau diletakkan di pinggir untuk meminimalkan hambatan.

1970an-1990an : profesionalisasi tempat kerja, open plan lebar ditinggalkan, bangunan cenderung semakin tipis dengan jarak ke core konsisten.

Awal abad 20 : sistematisasi tempat kerja, dipengaruhi teori manajemen taylor (manajemen pekerja secara ilmiah) à mengutamakan efisiensi, tempat kerja yang tidak manusiawi. Masa bangunan sempit supaya pencahayaan alami, interior kantor bercirikan koridor di tengah bangunan, denah open plan. 1964 muncul rancangan perabot “cubicle office furnituresystem” karena disadari pentingnya privasi dalam kantor untuk menambah kinerja dan kreativitas pekerja.

Abad 21 : ekonomi pengetahuan dan humanisasi tempat kerja. Kantor tidak hierarkis, semakin sering komunikasi, kultur di tempat kerja interaktif, kompleks, open ended. Ada atrium dan tangga. Tren ke depan : tempat kerja yang sehat, cerdas dan tempat kerja yang lifestyle the healthy, the intelligent, the mobile merupakan gaya hidup.

SOHO : Small Office Home Office, independent businessperson and sometimes employees of larger company. Biasanya dipakai oleh pekerja muda dengan gaji besar atau entrepreneur muda.

Coworking : involves a shared working environment,often an office, and independent activity, usualy not employed by the same organization. Yang penting wi-fi kenceng, banyak colokan, banyak pilihan tempat duduk.

Kantor Sewa : bangunan komersial, harga sewa dihitung /m2, dibayar /bulan atau /tahun, gross lease- harga termasuk servis; pajak; dll, triple net lease- penyewa membayar juga biaya lain di luar ruang kantor seperti utilitas dan keamanan dll

Tipe Ruang Kantor (More- Space- Office)

  1. Ruang kerja (work space)
  2. Ruang pertemuan (meeting space)
  3. Ruang pendukung (supporting space)

Klasifikasi Ruang Kantor

  1. Harga sewa di atas rata- rata, finis berkelas atas, aksesibilitas terdepan dengan pasar yang pasti.
  2. Harga sewa menengah, system cukup baik untuk ukuran area kota.
  3. Harga sewa di bawah rata- rata, untuk penyewa yang membutuhkan sekedar ruang.

Persyaratan Desain Kantor

  1. Pencahayaan
  2. Teknis computer
  3. Keamanan
  4. Fleksibilitas tata letak

Pertimbangan Desain yang Penting untuk Bangunan Kantor

  1. Cost effective : ways for small business to revamp the office
  2. Inti bangunan bentuk geometri dasar
  3. Desain bangunan harus mempertimbangkan keinginan terintegrasi dari pengguna
  • Fleksibilitas : mengakomodasi sering renovasi, raised floors (memudahkan pengkabelan dan distribusi udara).
  • Aspek urban planning
  • Produktif (berkaitan dengan kesehatan, keselamatan, dan kenyamanan)
  • Technical connectivity
  • Keselamatan dan keamanan
  • Keberlanjutan (efisiensi energy)

 

Tipologi Sarana Perindustrian

Kata industry secara luas dapat berarti system, kluster, rangkaian.

Pada tahun 1667 datang sekelompok pedagang Belanda di Pulau Jawa yang mendirikan VOC. Indonesia memasuki era industrialisasi sejak tahun 1862 dengan didirikannya pabrik gula bertenaga mesin di Jawa Barat. Industri gula berkembang bersamaan dengan  industry kereta api di Indonesia.

Klasifikasi Berdasarkan SK Menteri Perindustrian

  1. Industri Kimia Dasar, seperti semen, obat-obatan, kertas, pupuk
  2. Industri Mesin dan Logam Dasar, seperti pesawat, kendaraan bermotor, tekstil
  3. Industri Kecil, seperti roti, kompor minyak, makanan ringan, es, minyak goreng curah
  4. Aneka Industri, seperti pakaian, makanan dan minuman

Klasifikasi Berdasarkan Tempat Bahan Baku

  1. Industri Ekstraktif : bahan baku dari alam
  2. Industri Nonekstraktif : bahan baku dari tempat lain selain alam sekitar
  3. Industri Fasilitatif : produk utama berbentuk jasa

Klasifikasi Berdasarkan Modal

  1. Industri Padat Modal
  2. Industri Padat Karya

Klasifikasi Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja

  1. Industri rumah tangga : 1-4 orang
  2. Industri kecil : 5 – 19 orang
  3. Industri sedang / menengah : 20-99 orang
  4. Industri besar : >= 100 orang

Klasifikasi Berdasarkan Pemilihan Lokasi

  1. Market Oriented Industry : menitikberatkan pada pasar

Didirikan sesuai lokasi potensi target konsumen

  1. Man Power Oriented Industry : menitikberatkan pada tenaga kerja

Berlokasi di pusat pemukiman penduduk supaya lebih efektif dan efisien

  1. Supply Oriented Industry : menitikberatkan pada bahan baku

Mendekati lokasi bahan baku untuk memotong biaya transportasi

  1. Industri yang tidak terkait oleh persyaratan lain

Dapat didirikan di mana saja, misal industry elektronik, industry otomotif

Klasifikasi Berdasarkan Proses Produksi

  1. Industri Hulu : menolah bahan mentah jadi barang setengah jadi, menyediakan bahan baku untuk kegiatan industry yang lain.
  2. Industri Hilir : menoglah barang setengah jadi menjadi barang jadi

Klasifikasi Berdasarkan Produktivitas Perorangan

  1. Industri Primer (ekstraktif) : pertanian, peternakan, perikanan, dsb
  2. Industri Sekunder (manufaktur) : mengolah bahan mentah menjadi barang- barang untuk diolah kembali
  3. Industri Tersier (jasa)
  4. Industri Kuarterner (pengetahuan)
  5. Industri Kuinari (kultur dan penelitian) : lebih pada penerapan

Zona Aktivitas Prinsipal

  1. Zona pengolahan : area pemrosesan
  2. Zona pergerakan : sirkulasi barang, orang, kendaraan
  3. Zona loading- unloading : pemindahan barang

Tren Perkembangan Bangunan Industri

  1. Fungsional, simple à corporate images
  2. Singlestories building, bentang lebaar à multistories factory building

Industrial Park : industrial estate, trading estate à area yang direncanakan untuk pengembangan industrial

  • Singles storey industrial buildings biasa digunakan untuk
  1. workshops
  2. factories
  3. industrial
  4. distribution warehouses
  5. retail
  6. leisure

Konsep desain lebih tergantung pada aktivitas yang dilakukan dan kemungkinan kebutuhan di masa depan. Seringkali didesain dengan masukan yang kuat berdasarkan kebutuhan perencanaan dan client ‘branding’.

PENTING!!! : lantai pabrik (F.L.+.-.0.00) harus setinggi bak kendaraan pengangkut yang dipakai seperti truk, pick up, dsb

Konsep Desain

  1. fungsi ruang mengakomodasi kebutuhan khusus untuk material / komponen tertentu dalam fasilitas produksi
  2. flekisilitas ruang sekarang dan masa depan
  3. kecepantan membangun
  4. kinerja lingkungan termasuk juga termal
  5. estetika
  6. isolasi akustik, terutama di ruang produksi
  7. akses dan keamanan
  8. dampak lingkungan
  9. kebutuhan perawatan dan design life

Konsep Struktural, umumnya menggunakan single beam, portal frame, truss, portal truss

Tingkatan Kompleksitas Areal

  1. factory building (bangunan industry standar), industry kecil menengah : disewakan, dimiliki; seperti ruko, perkantoran
  2. komplek industry, luas dari ribuan m2 sampai hektaran, industry menengah ; seperti Cilacap, Arun, Freeport (Company Town)
  3. industrial estate, terdiri dari beberapa lot industry mulai dari kecil, menengah, besar sehingga harus dilengkapi fasilitas penunjang ; seperti Krawang, Bekasi, Tanggerang, Batam ( Industrial Town – Industrial Regional

*  dry port : penanganan  kargo untuk ekspor dan impor internasional

 

Tipologi Sarana Museum

Museum adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan, dan pemanfaatan benda- benda bukti materiil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budya bangsa.

Awalnya museum merupakan koleksi dari orang kaya atau institusi berupa obyek artefak alam yang langka dan berharga. Dulu hanya orang terhormat tertentu yang boleh melihat koleksi tersebut. Museum public pertama dibuka di Roma pada jaman Renaisans. Museum-museum besar di dunia dibuka pada abad 18 pada zaman pencerahan. Museum tertua Inggris yaitu The Royal Armouries di Menara London dibuka 1660.

Rumphius membangun museum botani pertama di Ambon pada 1662 yang merupakan museum tertua se Indonesia. Batavia Society of Art and Science dibentuk 24 April 1778 merupakan museum perpustakan sejarah alam dan budaya Indonesia.  (Sekarang menjadi Museum Gajah)

Jenis Museum

  1. Museum umum
  2. Museum khusus

Klasifikasi Berdasarkan Kawasan

  1. Museum nasional
  2. Museum daerah / provinsi/ kota
  3. Museum lokal

Klasifikasi Berdasarkan Materi koleksinya

  1. Museum seni
  • Modern
  • Murni
  • Terapan
  • Industry
  • Primitive
  1. Museum sejarah
  • Museum daerah/ nasional
  • Museum di tempat bersejarah
  • Museum pribadi

Klasifikasi Berdasarkan Bentuk Arsitektural

  1. Bentuk istana atau kuil
  2. Bentuk monument yang banyak dibangun antara tahun 1800- 1960an. Lokasi biasanya terletak di pusat sejarah dalam kota.
  3. Museum Baru, memang dirancang untuk fungsi museum dan sangat bersifat public.

Klasifikasi Berdasarkan Cara Penyajian

  1. Presentasi estetis, umumnya koleksi benda seni, mengisolasi obyek dari pengamat.
  2. Presentasi historis, museum sejarah, antropologi, etnologi, arkeologi
  3. Presentasi ekologis, koleksi dalam bentuk natural science

Klasifikasi Berdasarkan Kekhususan

  1. Museum terbuka, pameran di alam terbuka,gedung hanya untuk administrasi, servis & gudang
  2. Museum anak-anak

Fungsi Museum

  1. Sebagai tempat pelestarian
  • Penyimpanan
  • Perawatan
  • Pengamanan
  1. Sebagai sumber informasi
  • Penelitian
  • Penyajian

Kriteria Lokasi dan Tapak Museum

  1. Kemudahan dan kenyamanan bagi pejalan kaki dan kendaraan bermotor
  2. Perlu pertimbangan segi institusional dan jenis museumnya
  3. Lokasi museum tidak selalu harus di jalan utama pusat kota, bisa juga pada daerah yang berkesibukan sedang
  4. Lokasi museum sebaiknya dibagian kota yang disukai terutama yang dilalui kendaraan umum
  5. Perlu pertimbangan kemudahan dan kedekatan pencapaian dari jalan raya
  6. Civic Center juga pilihan yang baik karena dekat dengan pusat kota dan lokasi bisnis
  7. Site perlu memperhatikan masalah batas terutama untuk kemungkinan perluasan gedung

Tipe- tipe Museum

  1. Museum Arkeologi
  2. Museum Seni atau Galeri Seni

Museum : ada koleksi permanen, kalo ga ketat penjagaannya boleh foto- foto, tidak terlalu sering ganti barang pamerannya karena disesuaikan  kebutuhan

Galeri : barang pameran sering berganti karena pendekatannya profit, galeri mendapat komisi dari seniman yang karya seninya laku, tiket masuk biasanya gratis, tidak boleh memfoto karya, gedung umumnya dikelola swasta

  1. Museum Biografik
  2. Museum Anak- anak
  3. Encyclopedic Museums, biasanya museum nasional
  4. Museum Sejarah

Living museum,  satu daerah yang di dalamnya semua bangunan bersejarah lengkap dengan kegiatan dan suasana seperti di masa lalu, misal Desa Panglipuran di Bali dan Yoshiwara di Jepang. Bisa disebut juga museum terbuka karena pada tanggal tertentu diadakan festival sehingga 1 daerah itu disetting seperti di masa lalu dengan semua orang yang memakai kostum seperti hidup pada zaman dahulu.

  1. Museum Maritim
  2. Museum Perang, museum militer
  3. Mobile Museums
  4. Museum Sejarah Alam
  5. Museum terbuka (bangunan lama yang dibangun ulang dengan setting tertentu)
  6. Pop up Museums
  7. Museum Sains dan Teknologi (termasuk juga museum virtual)
  8. Zoological & botanical Museum

 

Tipologi Bangunan  Olah Raga

Olah raga adalah  segala kegiatan  yang  sistematis untuk  mendorong, membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani, sosial.

Hasrat orang untuk berolahraga dibedakan  menjadi:

  1. Rekreasi aktif
  • Pertandingan / kompetisi yang berhubungan dengan prestasi
  • Latihan untuk menjaga kondisi dan kemampuan badan
  1. Rekreasi pasif
  • Menonton kegiatan olahraga yang berhubungan dengan komunikasi dan kontak sosial

Ruang lingkup olahraga

  1. Olahraga pendidikan
  2. Olahraga rekreasi
  3. Olahraga prestasi

Stadion  adalah  suatu tempat untuk terutama olahraga, konser atau even lain, terdiri atas lapangan atau  panggung yang dikelilingi secara utuh atau sebagian oleh bangunan yang memungkinkan penonton sambil duduk atau berdiri dan menonton  pertunjukan.

Prototype awal dari fasilitas olahraga adalah bangunan  Colosseum di Roma dengan Gladiator sebagai olahraga tertua di dunia setelah zaman Mesir dan Yunani kuno.

Klasifikasi stadion berdasarkan  sifatnya

  1. Indoor stadion
  2. Outdoor stadion

Klasifikasi bangunan olah raga berdasarkan jenisnya

  1. Stadion utama : terdiri atas stadion sepak bola dan atletik
  2. Sport hall : menampung permainan olahraga indoor seperti basket, bulu tangkis, dll
  3. Kolam renang

Tipe stadion berdasarkan atapnya

  1. Atap tertutup penuh
  2. Atap tertutup sebagian
  3. Atap bergerak / buka tutup

Klasifikasi bangunan gedung olahraga

  • Tipe A : lapangan standar internasional untuk tenis (1), basket (1), voli (1), bulutangkis (4), lapangan untuk latihan tenis (1), basket (3), voli (4), bulutangkis (6-7)
  • Tipe B : lapangan standar internasional untuk basket (1), voli(1), bulutangkis (3),  lapangan untuk latihan  voli (2), bulutangkis (3)
  • Tipe C : lapangan standar internasional untuk bulutangkis (1), lapangan untuk latihan voli (1)

Klasifikasi bangunan gedung olahraga

Klasifikasi Panjang termasuk daerah bebas Lebar termasuk daerah bebas Tinggi langit- langit permainan Langit- langit daerah  bebas
Tipe A 50 30 12.50 5.50
Tipe B 32 22 12.50 5.50
Tipe C 24 16 9 5.50

Klasifikasi bangunan gedung olahraga

Klasifikasi gedung olahraga Jumlah penonton  (jiwa)
Tipe A 3000 – 5000
Tipe B 1000 – 3000
Tipe C Maksimal 1000

Prinsip- prinsip perancangan

  1. External Planning (lokasi, orientasi, transportasi, parking, landscaping)
  2. Form and Structure
  3. Activity Area
  4. Crowd Control – Spectator Area
  5. Supporting Facilities
  6. Circulation
  7. Service and Maintenance
  8. Facilities for players and officials

Program ruang, pada umumnya dibagi atas:

  1. Penonton > hall (foyer), information, ruang karcis, WC, kios, tempat duduk penonton
  2. Pemain > ruang pemain, KM, ruang persiapan, ruang pertandingan/ arena
  3. Panitia > ruang panitia, ruang pers, ruang istirahat, ruang instalasi, KM, gudang

Trend dan Pengembangan  Stadion Generasi Pertama

  • Sport is the new Rock ‘n’ Roll
  • A serious and traditional form of architecture
  • Sport is a power
  • Contoh

> Stadion Commale, Florence, Pier L Nervi 1930-1932

> Stade de Lescure, Bordeaux, 1932

> Zarzuela racetrack, Madrid, by Eduardo Torroja, 1935

Trend Stadion Generasi Kedua

  • Merupakan respons terhadap popularitas TV
  • Menekankan pada kenyamanan penonton
  • Biasanya masih berupa mangkuk beton
  • Sebagian besar stadion di dunia adalah generasi ini
  • Stadion generasi 2 dibuat untuk lebih menarik penonton
  • Mulai meninggalkan tradisi, menggunakan idiom baru
  • Tempat duduk mulai ditutupi semuanya
  • Mulai dituntut agar telegenic
  • Contoh

> Olimpic Summer Stadium, 1960, by Pier Luigi Nervi

Trend Stadion Generasi Ketiga

  • Merupakan respons terhadap popularitas theme park & malls
  • Melayani semua anggota keluarga, tidak hanya lelaki dewasa saja
  • Peningkatan aspek kenyamanan dan keamanan
  • Mulai dirancang atap bergerak
  • Kesadaran akan bencana dalam pertandingan
  • Contoh

> Reebok Stadium, Bolton, England, 1977

> Millenium Stadium, Cardiff, 1990

Trend Stadion Generasi Keempat

  • Dipengaruhi oleh sponsor dan media khususnya TV satelit
  • Olahraga semakin komersial, iklan rokok berkurang, TV semakin perlu cari jual hak tayang
  • Menghasilkan tontonan yang spektakular
  • Memiliki atap terbuka di atasnya
  • Tempat duduk yang dapat digerakan
  • Memiliki garasi parkir di bawah gedung
  • Contoh

> Telstra Dome, Melbourne, 2000

Trend Stadion Generasi Kelima

  • Di awal abad XXI, stadion mampu membentuk kota- kota baru dan meregenerasi kawasan- kawasan kota yang memburuk
  • Icon stadium sebagai alat pemasaran kota global
  • Stadion mampu menjaga  keberlanjutan  sebuah  kota
  • Kurang tangible sebagai karya arsitektur dibanding generasi 1-4
  • Contoh

> SBC Park, San Francisco, 2000

Tipologi Kolam Renang berdasarkan Skala Pelayanan Bangunan

  1. Olimpic / international pool
  2. National / regional pool
  3. Local pool
  4. Small pool / specialist pool

Tipologi Kolam Renang berdasarkan Kelompok Pengguna

  1. Competition / training
  2. Leisure/ recreation
  3. School use
  4. Learners
  5. Disabled

Tipologi Kolam Renang berdasarkan Aktivitas

  1. Competition
  2. Training
  3. Learning/ teaching
  4. General recreation
  5. Life saving
  6. Water polo
  7. Sub-aqua
  8. Canoe training

 

TIPOLOGI BANGUNAN TRANSIT & TERMINAL

Bangunan  transit = gedung tempat singgah

Bangunan terminal = gedung tempat perhentian  penghabisan; stasiun

TERMINAL BIS

  • Sebuah prasarana transportasi jalan untuk keperluan menurunkan dan menaikkan penumpang, perpindahan intra dan/ antar moda transportasi serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum.

TERMINAL (darat)

  • Prasarana angkutan yang merupakan bagian dari sistem transportasi untuk melancarkan arus penumpang dan barang.

Fungsi Terminal

  1. Fungsi terminal bagi penumpang : untuk kenyamanan menunggu, tempat fasilitas informasi dan fasilitas parkir kendaraan pribadi
  2. Fungsi terminal bagi pemerintah : untuk menata lalu lintas,  sumber pemungutan retribusi, sebagai pengendali kendaraan umum
  3. Fungsi terminal bagi operator/ pengusaha : untuk pengaturan operasi bus, penyediaan fasilitas istirahat dan informasi bagi awak bus dan sebagai  fasilitas pangkalan.

Jenis Terminal

  1. Terminal penumpang : prasarana transportasi jalan untuk keperluan menaikkan dan menurunkan penumpang
  2. Terminal barang : prasarana transportasi jalan untuk keperluan membongkar dan memuat barang

Tipe Terminal Penumpang Bis

  1. Terminal penumpang tipe A / terminal induk : nasional maupun internasional
  2. Terminal penumpang tipe B/ terminal regional : antar kota dalam provinsi
  3. Terminal penumpang tipe C/ subterminal : angkutan kota & angkutan  desa

Penentuan lokasi terminal penumpang harus memperhatikan :

  1. Rencana kebutuhan lokasi simpul yang merupakan bagian dari rencana umum jaringan transportasi jalan
  2. Rencana umum tata ruang
  3. Kepadatan lalu lintas dan kapasitas jalan di sekitar terminal
  4. Keterpaduan moda transportasi baik intra maupun antar moda
  5. Kondisi topografi, lokasi terminal
  6. Kelestarian lingkungan

Pembangunan terminal harus dilengkapi dengan :

  1. Rancang bangun terminal
  2. Analisis dampak lalu lintas à kemacetan
  3. Analisis mengenai dampak lingkungan

Stasiun Bis

  • Bis kota, terminus à shelter/ bus stop
  • Busway network à halte/ transit
  • Bis antar kota dan daerah, terminal antar kota à pool agent
  • Bis antar negara, terminal bis internasional

 

STASIUN KERETA API

Daerah operasi kereta api (DAOK) di Indonesia ditentukan oleh PT. KAI

Jenis

  1. Stasiun penumpang
  2. Stasiun barang
  3. Stasiun operasi

Tipologi berdasarkan jangkauan pelayanan

  1. Stasiun ringan (light rail transit)
  2. Kereta metro (mass rail transit/ heavy rail transit)
  3. Kereta komuter (commuter transit)
  4. Kereta jarak jauh (intercity rail) bisa antar negara (interstate rail)
  5. Kereta super cepat (TVG, kereta peluru)

Morfologi bangunan stasiun

  1. Bangunan stasiun : gedung, instalasi pendukung, peron
  2. Emplasemen : jalan rel, fasilitas pengoperasian kereta api
  3. Drainase

Tipologi berdasar posisi horizontal

  1. Stasiun tipe satu sisi
  2. Stasiun tipe due sisi
  3. Stasiun tipe kepala
  4. Stasiun tipe Brunei

 

ANGKUTAN LAUT & PERAIRAN

Terminal penumpang kapal laut adalah komponen utama sub sistem pelabuhan yang berfungsi mewadahi aktivitas proses perpindahan penumpang dari satu sistem angkutan laut ke sarana angkutan lain atau sebaliknya.

Jenis

  1. Angkutan penumpang
  2. Angkutan barang
  3. Pelabuhan khusus
  4. Tingkatan pelabuhan

Macam  pelabuhan

  1. Pelabuhan internasional
  2. Pelabuhan nasional
  3. Pelabuhan regional
  4. Pelabuhan lokal

Aktivitas penumpang terminal laut

  1. Embarkasi yaitu berangkat dari terminal penumpang
  2. Debarkasi yaitu datang menuju terminal penumpang

Fasilitas terminal penumpang laut

  1. Fasilitas pelayanan dan penumpang kapal : daerah kedatangan/ keberangkatan untuk menaikkan / menurunkan penumpang
  2. Fasilitas pengelola terminal : kantor untuk personil pengelola

Sistem perpindahan penumpang barang

  1. Sistem perpindahan penumpang :
  • Berjalan kaki
  • Kendaraan darat
  • Jembatan
  1. Sistem perpindahan bagasi
  • Cart
  • Conveyor

 

ANGKUTAN UDARA

Prinsip desain airport terminal

  1. Efektif dan efisien, terutama sirkulasi manusia dan barang
  2. Keselamatan
  3. Control terhadap calon penumpang dan barang
  4. Representasi negara/ provinsi/ kota

Penggolongan status bandara

  1. Bandara internasional
  2. Bandara domestic, antar daerah
  3. Bandara perintis, di daerah terpencil

Penggolongan terminal udara

  1. Stasiun asal- tujuan
  2. Stasiun transfer
  3. Stasiun langsung

Jenis kegiatan angkutan udara

  1. Angkutan udara niaga, melayani umum dengan memungut pembayaran
  2. Angkutan udara bukan niaga, melayani kepentingan sendiri untuk mendukung kegiatan usaha pokoknya
  3. Angkutan udara dalam negeri
  4. Angkutan udara luar negeri

Lalu lintas udara berdasarkan fungsinya

  1. Controlled airspace
  2. Uncontrolled airspace

Jenis angkutan udara

  1. Pesawat terbang (umum, kargo, militer)
  2. Helicopter
  3. Balon udara
Categories: Uncategorized | Tags: , , , | 4 Comments

Post navigation

4 thoughts on “Catatan Kuliah : Tipologi Arsitektur

  1. Evelyn

    Hello Mumu Craft,

    Good day to you!

    My name is Evelyn. And at the moment, I am doing an architectural research about Concept of Typology and its practice in Indonesia. I hope you dont mind if I asked few question about your notes. May I know which university you attend and which year you are in when you receive the class?

    Look forward to hearing from you.

    Best Regards,
    Evelyn

    • Hello, Evelyn.

      Good day to you too!

      My name is Teresa. I am sorry for taking so long to reply your message. I rarely check my wordpress account. I am happy that Indonesian architecture has made you interested. I am attending Institut Teknologi Bandung (Bandung Institute of Technology) but I will graduate, hopefully, this October. I received the class when I was in the third year.

      Best Regards,
      Teresa

  2. terimakasih sangat bermanfaat…

    • Linda Fanggidae

      Hai Lukman, notesmu lengkap sekali, trima kasih sdh membantu saya pahami tentang tipologi arsitektur. Bolehkah saya dapat info tentang referensi yg digunakan oleh dosen kamu? Khususnya yg berkaitan dgn tipologi tempat ibadah. Trm kasih sebelumya. Sukses selalu.

Leave a comment

Blog at WordPress.com.